Selasa, 11 November 2008

Struga-

Trotoar

Struga River : Very Nice Panorama



Pegunungan Yang tertutupi salju di Puncaknya

Perahu di Struga Lake




Video Yahya di Struga Lake

Refreshing Sebentar


Suami ada keperluan di Struga, Aku dan anakku juga ikut. Maklum belum pernah lihat Kota Struga, yang konon kota ini punya Danau yang Indah. Danau tersebut berbatasan langsung dengan Yunani, jadi diseberang Danau Aku bisa lihat lampu-lampu kecil yang menyala-nyala di atas Bukit yang terletak di Yunani.

Kami menyewa sebuah Flat, yang jika Aku buka jendelanya langsung terhampar Danau Struga yang memang Indah.

Ketika kami pulang, suami menyempatkan Shalat Dzuhur di salah satu Masjid di sebuah Desa. Aku menunggu didekat Masjid bersama Anakku. Kebetulan ada sekawanan Sapi yang sedang Merumput di Padang Rumput yang Luas.

Seorang wanita muda bersama 1 anak laki-laki dan seorang anak perempuan, berlari dari kejauhan menghampiriku. Dia sangat bahagia sewaktu melihatku, Aku bilang ke dia "Ben Dina! I cannot Speak Albanish! but I can speak little bit Turkish" dia tidak tau maksudku... hanya tersenyum.

"Kaffee?"

"Yok! Falimenderit"

Dia menawariku untuk duduk minum kopi, tapi aku menolaknya karena memang tak ada waktu. Heran! Bahkan kami belum saling kenal!

"I am Indonesian"

"Indoneziaa" dia tertawa, mungkin sangat aneh melihat seorang wanita Indonesia mampir di Desanya.

Kemudian dia berlari pulang. Aku bingung!

Setelah itu, dia berlari lagi ke arahku sambil membawa sekotak Coklat dan memberikannya kepadaku.

"Falimenderit"

Masya Allaah.

Senin, 10 November 2008

AWAS WAHABI!!!


Segala puji bagi Allah bahwa kita termasuk orang-orang Islam dan yang mengikuti salaf. Sebagian orang menuduh kita orang-orang wahabi. Ini termasuk tanaabuzun bil alqaab (memanggil dengan panggilan-panggilan yang buruk).

Allah melarang kita dari hal itu dengan firmanNya,"Artinya : Dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk." [Al-Hujurat: 11]

Dahulu, mereka menuduh Imam Syafi'i dengan rafidhah. Beliau lalu membantah mereka dengan mengatakan, "Jika rafidah (berarti) mencintai keluarga Muhammad. Maka hendaknya jin dan manusia menyaksikan bahwa sesungguhnya aku adalah rafidhah.
Maka, kita juga membantah orang-orang yang menuduh kita wahabi, dengan ucapan salah seorang penyair, "Jika pengikut Muhammad Salallaahu'alahi wasalah adalah wahabi. Maka aku berikrar bahwa sesungguhnya aku wahabi."

Musuh-musuh tauhid memberi gelar wahabi kepada setiap muwahhid (yang mengesakan Allah), nisbat kepada Muhammad bin Abdul Wahab, Jika mereka jujur, mestinya mereka mengatakan Muhammadi nisbat kepada namanya yaitu Muhammad. Betapapun begitu, ternyata Allah menghendaki nama wahabi sebagai nisbat kepada Al-Wahhab (Yang Maha Pemberi), yaitu salah satu dari nama-nama Allah yang paling baik (Asmaa'ul Husnaa).

Jika shufi menisbatkan namanya kepada jama'ah yang memakai shuf (kain wol) maka sesungguhnya wahabi menisbatkan diri mereka dengan Al-Wahhab (Yang Maha Pemberi), yaitu Allah yang memberikan tauhid dan meneguhkannya untuk berdakwah kepada tauhid.

MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB

Beliau dilahirkan di kota 'Uyainah, Nejed pada tahun 1115 H. Hafal Al-Qur'an sebelum berusia sepuluh tahun. Belajar kepada ayahandanya tentang fiqih Hambali, belajar hadits dan tafsir kepada para syaikh dari berbagai negeri, terutama di kota Madinah. Beliau memahami tauhid dari Al-Kitab dan As-Sunnah.

Perasaan beliau tersentak setelah menyaksikan apa yang terjadi di negerinya Nejed dengan negeri-negeri lainnya yang beliau kunjungi berupa kesyirikan, khurafat dan bid'ah. Demikian juga soal menyucikan dan mengkultuskan kubur, suatu hal yang bertentangan dengan ajaran Islam yang benar.

Ia mendengar banyak wanita di negerinya bertawassul dengan pohon kurma yang besar. Mereka berkata, "Wahai pohon kurma yang paling agung dan besar, aku menginginkan suami sebelum setahun ini."

Di Hejaz, ia melihat pengkultusan kuburan para sahabat, keluarga Nabi (ahlul bait), serta kuburan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, hal yang sesungguhnya tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada Allah semata.

Di Madinah, ia mendengar permohonan tolong (istighaatsah) kepada Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, serta berdo'a (memohon) kepada selain Allah, hal yang sungguh bertentangan dengan Al-Qur'an dan sabda Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam .

Al-Qur'an menegaskan:"Artinya : Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfa'at dan tidak (pula) memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zhalim." [Yunus : 106] Zhalim dalam ayat ini berarti syirik.

Suatu kali, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam berkata kepada anak pamannya, Abdullah bin Abbas:"Artinya : Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan mintalah pertolongan kepada Allah." [Hadits Riwayat At-Tirmidzi, ia berkata hasan shahih)]
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab menyeru kaumnya kepada tauhid dan berdo'a (memohon) kepada Allah semata, sebab Dialah Yang Mahakuasa dan Yang Maha Menciptakan sedangkan selainNya adalah lemah dan tak kuasa menolak bahaya dari dirinya dan dari orang lain. Adapun mahabbah (cinta kepada orang-orang shalih), adalah dengan mengikuti amal shalihnya, tidak dengan menjadikannya sebagai perantara antara manusia dengan Allah, dan juga tidak menjadikannya sebagai tempat bermohon selain daripada Allah.

Penentangan Orang-Orang Batil TerhadapnyaPara ahli bid'ah menentang keras dakwah tauhid yang dibangun oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab.

Ini tidak mengherankan, sebab musuh-musuh tauhid telah ada sejak zaman Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam . Bahkan mereka merasa heran terhadap dakwah kepada tauhid. Allah berfirman:"Artinya : Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan." [Shaad : 5]

Musuh-musuh syaikh memulai perbuatan kejinya dengan memerangi dan menyebarluaskan berita-berita bohong tentangnya. Bahkan mereka bersekongkol untuk membunuhnya dengan maksud agar dakwahnya terputus dan tak berkelanjutan. Tetapi Allah Subhannahu wa Ta'ala menjaganya dan memberinya penolong, sehingga dakwah tauhid terbesar luas di Hejaz, dan di negara-negara Islam lainnya. Meskipun demikian, hingga saat ini, masih ada pula sebagian manusia yang menyebarluaskan berita-berita bohong.

Misalnya mereka mengatakan, dia (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab) adalah pembuat madzhab yang kelima, padahal dia adalah seorang penganut madzhab Hambali.

Sebagian mereka mengatakan, orang-orang wahabi tidak mencintai Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam serta tidak bershalawat atasnya. Mereka anti bacaan shalawat. Padahal kenyataannya, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah- telah menulis kitab "Mukhtashar Siiratur Rasuul Shalallaahu alaihi wasalam ". Kitab ini bukti sejarah atas kecintaan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab kepada Rasulullah Shallallahu âalaihi wa sallam.
Mereka mengada-adakan berbagai cerita dusta tentang Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, suatu hal yang karenanya mereka bakal dihisab pada hari Kiamat.

Seandainya mereka mau mempelajari kitab-kitab beliau dengan penuh kesadaran, niscaya mereka akan menemukan Al-Qur'an, hadits dan ucapan sahabat sebagai rujukannya. Seseorang yang dapat dipercaya memberitahukan kepada penulis, bahwa ada salah seorang ulama yang memperingatkan dalam pengajian-pengajiannya dari ajaran wahabi. Suatu hari, salah seorang dari hadirin memberinya sebuah kitab karangan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab. Sebelum diberikan, ia hilangkan terlebih dahulu nama pengarangnya.
Ulama itu membaca kitab tersebut dan amat kagum dengan kandungannya. Setelah mengetahui siapa penulis buku yang dibaca, mulailah ia memuji Muhammad bin Abdul Wahab.

Dalam Sebuah Hadits Disebutkan:" Artinya : Ya Allah, berilah keberkahan kepada kami di negeri Syam, dan di negeri Yaman. Mereka berkata, 'Dan di negeri Nejed.' Rasulullah berkata, 'Di sana banyak terjadi berbagai kegoncangan dan fitnah, dan di sana (tempat) munculnya para pengikut setan." [Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim]

Ibnu Hajar Al-'Asqalani dan ulama lainnya menyebutkan, yang dimaksud Nejed dalam hadits di atas adalah Nejed Iraq. Hal itu terbukti dengan banyaknya fitnah yang terjadi di sana. Kota yang juga di situ Al-Husain bin Ali Radhiyallahu anhuma dibunuh.

Hal ini berbeda dengan anggapan sebagian orang, bahwa yang dimaksud dengan Nejed adalah Hejaz, kota yang tidak pernah tampak di dalamnya fitnah sebagaimana yang terjadi di Iraq. Bahkan seba-liknya, yang tampak di Nejed Hejaz adalah tauhid, yang karenanya Allah menciptakan alam, dan karenanya pula Allah mengutus para rasul.
Sebagian Ulama Yang Adil Sesungguhnya Menyebutkan Bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab adalah salah seorang mujaddid (pembaharu) abad dua belas Hijriyah. Mereka menulis buku-buku tentang beliau. Di antara para pengarang yang menulis buku tentang Syaikh adalah Syaikh Ali Thanthawi. Beliau menulis buku tentang "Silsilah Tokoh-tokoh Sejarah", di antara mereka terdapat Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dan Ahmad bin 'Irfan. Dalam buku tersebut beliau menyebutkan, akidah tauhid sampai ke India dan negeri-negeri lainnya melalui jama'ah haji dari kaum muslimin yang terpengaruh dakwah tauhid di kota Makkah.

Karena itu, kompeni Inggris yang menjajah India ketika itu, bersama-sama dengan musuh-musuh Islam memerangi akidah tauhid tersebut. Hal itu dilakukan karena mereka mengetahui bahwa akidah tauhid akan menyatukan umat Islam dalam melawan mereka. Selanjutnya mereka mengomando kepada kaum Murtaziqah agar mencemarkan nama baik dakwah kepada tauhid. Maka mereka pun menuduh setiap muwahhid yang menyeru kepada tauhid dengan kata wahabi.

Kata itu mereka maksudkan sebagai padanan dari tukang bid'ah, sehingga memalingkan umat Islam dari akidah tauhid yang menyeru agar umat manusia berdo'a hanya semata-mata kepada Allah. Orang-orang bodoh itu tidak mengetahui bahwa kata wahabi adalah nisbat kepada Al-Wahhaab (yang Maha Pemberi), yaitu salah satu dari Nama-nama Allah yang paling baik (Asma'ul Husna) yang memberikan kepadanya tauhid dan menjanjikannya masuk Surga.

[Disalin dari kitab Minhajul Firqah An-Najiyah Wat Thaifah Al-Manshurah, edisi Indonesia Jalan Golongan Yang Selamat, Penulis Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu]

Kamis, 06 November 2008

Darul Kufur dan Darul Islam


Masih Dalam Buku KAFIR TANPA SADAR
Dalam Memahami Darul Kufur dan Darul Islam
- dirangkum dari tulisan Abu Ahmad -
Penulis berkata di dalam hlm. 20 : “Negeri yang menggunakan undang-undang kafir adalah darul kufri (negeri kafir). Jika sebelumnya negeri itu menggunakan hukum syari’ah, lalu berganti dengan undang-undang kafir, sedangkan penduduknya masih Islam maka negeri itu Daru Kufrin Thari (negeri kafir yang tidak asli)”.
Kami katakan ; Penulis mengikuti pemahaman Khowarij yang berpendapat bahwa setiap yang berhukum dengan selain hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala maka dia kafir keluar dari Islam secara mutlak tanpa perincian, apakah dia mengingkari kewajiban berhukum dengan hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala atau tidak, dan memahami secara rancu tentang hal yang menyebabkan suatu negeri dikatakan sebagai Darul Islam atau Darul Kufur.
Yang benar bahwa suatu negeri dikatakan sebagai Darul Islam jika nampak syi’ar-syi’ar Islam dari penduduk negeri seperti shalat lima waktu, shalat jum’at, dan shalat Ied, sebagaimana ditunjukkan oleh dalil-dalil berikut ini.
[1]. Hadits Anas Radhiayallahu ‘anhu bahwasanya dia berkata :“Adalah Rasulullah hendak menyerang daerah musuh ketika terbit fajar, beliau menunggu suara adzan, jika belaiu mendengar adzan maka beliau menahan diri, dan jika tidak mendengar adzan maka beliau menyerang” [Muttafaq Alaih, Shahih Bukhari 610 dan Shahih Muslim 1365]
Al-Imam Nawawi rahimahullah berkata : “Hadits ini menunjukkan bahwa adzan menahan serangan kaum muslimin kepada penduduk negeri daerah tersebut, karena adzan tersebut merupakan dalil atas ke-islaman mereka” [Syarah Nawawi pada Shahih Muslim 4/84]
Al-Imam Qurthubi rahimahullah berkata : “Adzan adalah tanda yang membedakan antara Darul Islam dan Darul Kufur” [Al-Jami Liahkamil Qur’an 6/225]
Az-Zarqoni berkata : “Adzan adalah syi’ar Islam dan termasuk tanda yang membedakan antara Darul Islam dan Darul Kufur” [Syarah Az-Zarqoni atas Muwatho 1/215]
[2]. Hadits Isham Al-Muzanny bahwasanya dia berkata.“Adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika mengutus suatu pasukan beliau bersabda :”Jika kalian melihat masjid atau mendengar adzan maka janganlah kalian membunuh seorangpun".[Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya 3/448, Abu Dawud dalam Sunannya 2635 dan Tirmidzi dalam Jaminya 1545 dan dilemahkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Dho’if Sunan Abu Dawud hlm. 202]
Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullah berkata :”Hadits ini menunjukkan bahwa sekedar keberadaan sebuah masjid di suatu negeri maka ini cukup menjadi dalil atas keislaman penduduknya, walaupun belum didengar adzan dari mereka, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan pasukan-pasukan agar mencukupkan dengan salah satu dari dua hal : Adanya masjid atau mendengar Adzan” [Nailul Authar 7/287]
Berdasarkan uraian di atas maka jika didengar adzan di suatu negeri atau didapati suatu masjid, dan penduduknya muslim, maka negeri tersebut adalah Darul Islam, meskipun para penguasanya tidak menerapkan syari’at Islam, hal inilah yang dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, beliau berkata : “Keberadaan suatu tempat sebagai negeri kafir atau negeri iman atau negeri orang-orang fasiq, bukanlah sifat yang tidak terpisah darinya, tetapi dia adalah sifat yang insidental sesuai dengan keadaan penduduknya, setiap jengkal bumi yang penduduknya orang-orang mukmin yang bertaqwa maka tempat tersebut adalah negeri para wali Allah Subhanahu wa Ta’ala di saat itu, setiap jengkal tanah yang penduduknya selain yang kita sebutkan tadi, dan berubah dengan selain mereka, maka negeri itu adalah negeri mereka” [Majmu Fatawa 18/282]
Lalu kapankan suatu negeri Islam menjadi Darul Kufur? Yang rojih dari pendapat para ulama bahwa negeri Islam tidak berubah menjadi darul kufur dengan sekedar dominannya hukum-hukum kekafiran padanya, atau sekedar penguasaan orang-orang kafir padanya, selama para penduduknya masih mempertahankan ke-islaman mereka, bahwa selama mereka masih menegakkan sebagian dari syi’ar-syi’ar Islam khususnya sholat.
Al-Kasani berkata : “Tidak ada khilaf di antara para sahabat kami (madzhab Hanafi) bahwasanya darul kufur berubah menjadi darul Islam, dengan nampaknya hukum-hukum Islam padanya, dan mereka berselisih dengan ada Darul Islam berubah menjadi Darul Kufur.
Abu Hanifah rahimahullah berkata : Darul Islam tidak berubah menjadi Darul Kufur kecuali dengan tiga syarat : yang pertama dominannya hukum-hukum kafir padanya, yang kedua bersambungnya dengan Darul Kufur, yang ketiga tidak tersisa didalamnya seorang muslim dan seorang dzimmi yang merasa aman dengan jaminan keamanan dari kaum muslimin ..”[Bada’i Shonai 7/130]
Ad-Dasuqy berkata : “Sesungguhnya negeri Islam tidaklah berubah menjadi Darul Harbi (negeri kafir yang diperangi) sekedar dengan penguasaan orang-orang kafir atasnya, tetapi hingga terputus penegakan syi’ar-syi’ar Islam darinya, adapun selama tetap ditegakkan syi’ar-syi’ar Islam atau sebagian besar darinya, maka tidaklah dia berubah menjadi Darul Harbi” [Hasyiyah Dasuqy 2/189]
Merupakan kaidah dalam syari’at bahwa : Hukum asal sesuatu adalah dikembalikan pada asalnya. Tidak berubah hukum asal ini kecuali jika ada yang memindahkannya ke hukum yang lainnya dengan cara yang yakin.Di antara contoh-contoh dalam hal ini adalah negeri Andalusia (Spanyol) yang berubah menjadi Darul Kufur sesudah kaum muslimin diusir darinya, dan sejak syi’ar-syi’ar Islam di situ dihukumi tidak ada.Di antara contoh-contoh hal ini juga adalah negeri Islam yang para penguasanya tidak menerapkan hukum Islam bersamaan dengan itu para penduduknya menampakkan syi’ar-syi’ar Islam maka negeri itu adalah Darul Islam, karena tidak ada indikasi yang memindahkannya dari hukum asalnya. [Lihat Al-Ghuluw Fifd Din oleh Syaikh Abdurrahman bin Ma’la Al-Luwaihiq hlm 340].
---
Mereka (Khawarij maksud saya) menghukumi negara kita tercinta "Indonesia" dengan negara Kafir! Lihat saja 3 pelaku Bom Bali. Saya mau tanya pada anda yang menganggap Ustadz Abu Bakar Ba'asyir sebagai Imam kalian. Pada satu sisi beliau mengatakan Bom Bali itu tidak sesuai syari'at, namun disisi yang lain mengatakan pelaku Bom Bali adalah Mujahid.
Dan juga disatu sisi, mengatakan pelaku serangan WTC adalah Amerika sendiri! disisi lain mengatakan bahwa pelaku serangan WTC adalah Mujahid, Singa Allaah.
Kontradiksi. Thats laughable.
---
Pernah suatu kali saudara saya menanyakan pada salah satu Ustadz yang dikagumi oleh kalangan Pondok Al-Mukmin, Ngruki. Mengenai kepergianku, suamiku dan anakku ke Negara Kafir ini. Karena ini memang suatu keterpaksaan.
Si ustadz bilang "Jangan... Jangan... Nanti mereka Halal Darahnya." (karena kami nanti akan mematuhi hukum Kafir).
Jawabannya bikin aku kaget! Tidak hanya menghukumi kami keluar dari agama Islam menjadi Kafir. Namun kami juga dihukumi bisa dibunuh alias darah kami Halal.
Mungkin ini ide kenapa ada orang yang berfaham bikin pengeboman di Negara Kafir itu Halal, meskipun kemungkinan ada orang Islam disana. Lahaula wala quwata Ila billah.

Senin, 03 November 2008

Bedah Buku : Kafir Tanpa Sadar


Judul Buku : Kafir Tanpa Sadar
Penulis : Abdul Qadir bin Abdul Aziz
Penerbit : Media Islamika, Solo
Pengantar : Al-Ustadz Abu Bakar Ba'asyir
Penerjemah : Abu Musa Ath-thayyar
Cetakan Pertama 2006
---
Ustaz Abu Bakar Ba'asyir, Pengasuh Ponpes Al Mukmin Ngruki, Solo. Testimoni beliau adalah :

"saya menganjurkan pada umat Islam untuk membaca buku ini dengan benar, terutama para pelajar dan mahasiswa, baik pesantren, madrasah, maupun sekolah umum, sehingga mereka memahami benar perbedaan antara iman dan kafir. Sebab ini merupakan persoalan yang sangat penting dan mendesak. Sehingga kami pun menjadikan buku ini sebagai kajian Rutin di pondok".
---
Buku Ini Mengusung Faham Khawarij
Berkata Penulis pada halaman 64 : ”Pedoman umum : sesungguhnya, semua kata kafir yang diungkapkan dengan isim yang ber-alif ta’rif.. maksudnya adalah akbar ..”
Jawaban Menurut Pandangan Ulama : Perkataan penulis berbenturan dengan sebagian atsar yang datang dari para sahabat yang di dalamnya menyifati sebagian dosa-dosa dengan lafadz kufur yang menggunakan alif dan lam ta’rif, bersamaan dengan itu dosa-dosa tersebut dianggap kufur ashghor dengan kesepakatan para ulama ahli Sunnah, seperti hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Bukhari di dalam Shahihnya 5273 dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma yang di dalamnya istri Tsabit bin Qois berkata :“Dan akan tetapi aku membenci kekufuran di dalam Islam’’ Dia maksudkan mengkufuri suami.
Sebagaimana dijelaskan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah di dalam Fathul bari 9/400 Demikian juga diriwayatkan oleh Nasa’i rahimahullah di dalam Sunan Kubro (118 Isyrotun Nisa) dan Abdurrazzaq di dalam Mushannaf : 20953 dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya dia berkomentar tentang mendatangi wanita di duburnya “ Itu adalah kekufuran’ dan sanadnya adalah kuat sebagaimana dijelaskan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah di dalam Talkhishul Habir 3/181.Kedua atsar di atas lafadz kufur menggunakan alif dan lam ta’rif dalam keadaan maksudnya adalah kufur ashghor.
Kemudian dalam memahami Firman Allaah Ta'ala :
“Dan barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir” [Al-Ma’idah : 44] [At-Tamhid 17/16]

Kemudian penulis berkata pada hlm. 216 : “Sesungguhnya ayat tersebut bersifat umum, mencakup semua orang yang tidak memutuskan hukum dengan hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena, ayat tersebut menggunakan man syarthiyyah (barangsiapa atau siapa saja yang berfungsi sebagai syarat) yang merupakan bentuk kalimat paling umum..”

Jawaban : Jika diambil keumuman ayat ini maka konsekwensinya adalah mengkafirkan kaum muslimin di dalam setiap kasus yang mereka tidak adil di dalamnya, termasuk seorang bapak terhadap anak-anaknya, bahkan seseorang terhadap dirinya sendiri jika dia maksiat kepada Rabbnya ; karena tatkala dia maksiat kepada Rabbnya maka saat itu dia tidak berhukum dengan apa yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Padahal banyak sekali dalil-dalil yang menunjukkan bahwa sekedar kemaksiatan tidaklah menjadikan pelakunya kafir seperti firman Allah.“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya” [Al-Hujurat : 9]

Maka nash-nash yang menunjukkan tidak kafirnya setiap pelaku kemaksiatan adalah yang memalingkan kufur akbar dalam ayat di atas kepada kufur ashghor, karena itulah maka para ulama sepakat tidak mengambil keumuman ayat ini, berbeda dengan orang-orang Khawarij yang memakai keumuman ayat ini di dalam mengkafirkan para pelaku dosa dan kemaksiatan tanpa melihat kepada dalil-dalil yang lain yang memalingkan ayat ini dari keumumannya.

Al-Imam Ibnu Abdil Barr rahimahullah berkata : “Telah sesat sekelompok ahli bida’ dari Khawarij dan Mu’tazilah dalam bab ini, mereka berargumen dengan ayat-ayat di dalam Kitabullah yang tidak atas dhahirnya seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
“Dan barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir” [Al-Ma’idah : 44] [At-Tamhid 17/16]

Beliau juga berkata : “Para ulama sepakat bahwa kecurangan dalam menghukumi termasuk dosa-dosa besar bagi seorang yang sengaja melakukannya dalam keadaan mengetahui hukumnya ..’ [At-Tamhid 5/74-75]


---
Dan Benar saja buku ini adalah virus yang mematikan, karena banyak kaum muslimin yang dengan mudah mengkafirkan para pelaku maksiat, mengkafirkan pemerintah, dan dengan mudah Ngebom sana Ngebom Sini. Bahkan yang tukang Ngebom mereka panggil Syaikh!!? Yang ngebom Bali mereka panggil-panggil Syaikh/Mujahid/Tentara Allah. ?? Ironi!

another tema :
Suatu saat, beberapa tahun yang lalu. Aku ikut dengan Tabligh Akbar FPI dikota Solo. Sang Orator ulung, Al-Ustadz Habib Rizieq menjelaskan dengan suara lantang "Siapa saja yang tidak mau menerapkan syari'at Islam di Indonesia! maka matinya tak usah disholatkan! (Kafir)".
Tabligh Akbar itu juga dihadiri Al-Ustadz Abu Bakar Ba'asyir.

Kemudian saat dirumah, aku tanya pada Adikku yang memang bandel. "Apa kamu setuju jika Syari'at Islam diterapkan di Indonesia?" dia bilang "Jangan, ntar terjadi Talibanisasi!"
Lantas aku bingung "Adikku ini jadi kafir ndak ya?!", trus aku tanya sama teman-temanku, tetangga, saudara-saudaraku yang lain. Alhasil " Wah... Banyak banget orang Islam yang telah jadi Kafir!"

Alhamdulillaah metode ini tidak tepat sama sekali untuk menghukumi pelaku maksiat dan yang menolak ditegaknya hukum Allah menjadi Kafir. Karena setelah berkenalan dengan Manhaj Salaf... menjadi teranglah jalan itu. Hujjah dan Dalil yang Adil. Dan memang benar Manhaj Salaf itu Rahmat yang penuh dengan Ilmu.

Sabtu, 01 November 2008

Syaikh Alwi Almaliki, Siapakah Dia?




Syaikh Muhammad Alwi AlMaliki duhulunya adalah pernah ngajar di haram (tanah suci), dan orang salafy. Kemudian setelah itu banyak penyimpangan-penyimpangan. Salah satunya buku yang menunjukkan penyimpangannya adalah dia menulis bukuyang berisi pengkultusan Nabi Shalllallahu 'Alaihi Wassalam dan mengarang tentang sunnahnya maulid nabi Shalllallahu 'Alaihi Wassalam. Kemudian habis itu, ia dikeluarkan atau dipecat dari mengajar di halaqah di masjidil haram oleh kepemimpinan tinggi masjid al haramain.

Bahkan terjadilah hiwar (debat/dialog) yang sangat kuat sekali antara syaikh Sulaiman Ibnu Mani' (Anggota Kibar Ulama Saudi) dengan Syaikh alwi almaliki di Mekkah, dan hiwar/dialog itu direkomendasikan oleh Syaikh AbdulAzis bin Baz ( Mufti Kerajaan Arab Saudi waktu itu ) dan terbitlah bukunya dan sudah diterjemahkan "Dialog dengan Alwi Al Maliki", Silahkan baca bukunya.

Syaikh Sulaiman Ibnu Mani' membantah dengan nash Al Quran, Sunnah Nabi Shalllallahu 'Alaihi Wassalam, dan akal terhadap pendapat alwi al maliki yang membolehkan Maulid Nabi, Ngalap Berkah orang suci, Tawassul dengan Panggilan orang yang dicintai.

Ikhwani fillah A'azakumullah....Syaikh Alwi Al Maliki sebenarnya memiliki manhaj yang baik sebelum ia dikeluarkan dari mengajar di masjidil haram.

TETAPI sekarang manhajnya sudah rusak, akidahnya sudah rusak, dan banyak disana ia menghalalkan tawassul yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya, bahkan mengagungkan Rasulullah sampai-sampai menjadikan RasulullahShalllallahu 'Alaihi Wassalam seolah-olah sebagai ilah atau sebagaiTuhan, dan hal ini adalah sumber dari kesesatan agama Syi'ah, yangmereka mengagungkan Rasulullah Shalllallahu 'Alaihi Wassalam melebihiderajat yang Allah turunkan kepada dia (Rasulullah Shalllallahu 'AlaihiWassalam). Syaikh Alwi Al Maliki setelah disuruh taubat oleh para ulamadisana ( Saudi maksudnya ). Ia tidak mau taubat dari perbuatan dosanya,Akhirnya pemerintah setempat memutuskan menghukum Syaikh Sayyid Alwi AlMaliki sebagai tahanan rumah. Dan menurut cerita teman saya, suatu ketika ia pernah nekad untuk keluar untuk sholat ied di masjidil haram,dan ketika keluar dari masjidil haram dan para syabab tahu bahwa orang tersebut adalah syaikh yang memiliki dan mendakwahkan aqidah tauhid yangrusak, akhirnya para syabab langsung mengerubungi dia untuk berusahamemukulinya, akhirnya mulai saat itu, pemerintah setempat melarang ia dari sholat id (ditempat umum).

Syaikh alwi al maliki menyebarkan kesesatan ajarannya melalui pembangunan ma'had diberbagai tempat dengannama ma'had "Ar ribath", dia membungkus kesesatan ajarannya dengan slogan ajaran cinta kepada ahlul bait (allawiyyin) , yang sebenarnya adalah mencela kepada ahlul bait itu sendiri !!!. Ma'had Ar ribath diMekkah didirikan oleh dia di tempat yang sangat tersembunyi sekali, "laaya'rifuha illa ahluha" / "tidak ada orang yang tahu kecuali orang -orang yang menginduk kepada ma'had ini". Sampai saya sendiri pernah mencoba mencari tahu ma'had ar ribath kayak apa ???, tapi tidak ketemu...karena mereka tahu bahwa saya dari jam'iyyah islamiyyah daripenampilan saya. Di Maroko dan Madinah didirikan ma'had ar ribath juga. Santrinya memiliki ciri khas yang sangat unik sekali diantaranya memakai gamis seperti yang saya pakai TETAPI gamis mereka nyapu masjid/lantai(isbal maksudnya ) dan memakai selendang hijau (coba antum teliti,penampilan kyai-kyai NU...niscaya antum akan tahu dengan siapa diabelajar).

Sampai-sampai ketika mereka keluar masuk di perkemahan dan hotel-hotel jama'ah haji mereka mengatakan "Kita ini dari IslamicUniversity menawarkan kambing kurban 200 riyal ?" padahal kambing yangkita beli itu harganya 350 riyal. "Sisanya dari mana ? "Sisanya ?Wallahu a'lam bish showab", Mengapa mereka berani menjual kambing dengan200 riyal ?, karena mereka menyembelih kambing sebelum hari id dengandalil bahwa (kata mereka) madzab Syafi'iyyah membolehkannya. Padahal tidak ada madzab syafi'i yang membolehkannya !!!. Kemudian habis itu yaikhwan...ciri-cirinya mereka itu, Masya Allah...kelihatannya merekailtizam kepada sunnah, padahal mereka itu menindas-nindas dan menguburkan sunnah itu sendiri. Sunnahnya bagaimana? Sunnah yang mereka sering tampakkan adalah hadits yang berbunyi (yang artinya) "Sholat menggunakan siwak itu pahalanya lebih dari 70 kali sholat", padahalhadits ini adalah hadits yang dho'if !!! Kalaupun seandainya hadits in iadalah hadits yang shohih, maka derajatnya hasanun lighoirihi. Ketika mau sholat, mereka langsung ambil siwak, meskipun imam sudah takbir,mereka tetap sibuk siwak-an, padahal Rasulullah Shalllallahu 'AlaihiWassalam mengatakan "fa idzaa kabbara fakkabaruu.."Apabila ia (imam)bertakbir, bertakbirlah kalian..". ngga' usah pakai ushalli...ngga' usahpakai siwak.

Adapun mengenai murid-muridnya ...Murid-muridnya banyak sekali bertebaran di Indonesia, bahkan sekarang ini banyak dan lebihbanyak lagi, mereka membuat jam'iyyah lanjutan setelah Ma'had ArRibath...yaitu Jam'iyyah Al Ahqaf. Apel siaganya tiap pagi adalah...keliling kuburan syaikh mereka. Oleh karena tidak pantas mereka menisbatkan pesantrennya kepada salafiyyah, karena salafiyyah adalah..salafy adalah ashhabunnabi Shalllallahu 'Alaihi Wassalam wa ashhabulkiram, itu yang kita nama salafiyah. dan kita tidak menyebut pesantren mereka dengan pesantren salafiyyah !!! Salafiyyah yang mereka (murid Alwi Al Maliki di Indonesia dan Nahdatul 'Ulama) maksudkan adalah pesantren tradisional, ngajinya pake kitab kuning, mandinya dengan 2qullah meskipun sudah kotor/butek/keruh airnya sampai-sampai membuatkulit gatal. ( maksudnya orang - orang "salafiyyah" NU mengganggap bahwa air yang telah mencapai 2 qullah tidak dapat ternajisi oleh apapun...padahal pemahaman yang benar tidaklah demikian )

Nah oleh sebab itu, IkhwanifillahA'azzakumullah....dikatakan pula Syaikh Alwi Al Maliki ini memilikiziarah (kunjungan) ke Indonesia setiap satu tahun sekali, ziarahnya langsung ke Jawa Timur, ke tempat para fans nya ( maksudnya bekas muridnya ), Saya orang jawa timur...dan banyak bertemu denganpengikut-pengikut mereka ini.

Bahkan satu cerita mengatakan, Wallahua'lam cerita ini betul atau tidak...bahkan diantara orang-orang yang diziarahi terutama orang-orang madura... arek-arek situbondo itu...mereka rela menikahkan anaknya dengan syaikh ini, dalam rangka mengambil keturunan habaib. Perlu kita ketahui keturunan habaib tidakada fungsinya disisi Allah Ta'ala kecuali dengan taqwa !!!.

Habaib banyak...habaib banyak di Indonesia...yang ngaku habaib...habib...habib...habib, tapi perbuatannya...adalah menyalahi SunnahRasulullah Shalllallahu 'Alaihi Wassalam, bukan pencinta RasulullahShalllallahu 'Alaihi Wassalam. Katanya habaib juga masih main perempuan... Katanya habaib juga masih jualan tanah surga,katanya...perbuatan macam apa yang dilakukan para habaib seperti ini ???

Ikhwanifillah... antum coba sekarang lihat di Bogor, kebetulan sayawaktu itu tinggal di Jakarta dan saya suka ke Bogor...disana ada kuburan yang dikeramatkan milik habib fulan... omzetnya setiap hari atau setiap minggu, melebihi 30 Juta, oleh karena itu mereka tidak mau meninggalkan kerjaan seperti ini...bayangkan 1 minggu dapat 30 juta...bandingkan dengan gaji pegawai negeri...satu minggu dapat berapa ??? belum potongan-potongan yang lain..., yang datang disana juga para pejabat -pejabat, seperti inilah kondisi umat kita, yang mau dibohongi oleh pemuja-pemuja kuburan habaib. Dan parahnya...para prajurit-prajurit alawiyyin (maksudnya murid alwi al maliki) ini banyak mengajar diPesantren NU, seperti Pesantren Tebu Ireng, Pesantren Kyai As'ad, dan Pesantren Ash Shidiqiyyah di Kedoya Jakarta. Ciri-ciri mereka sama...kalau pake gamis, sorbannya/selendangnya berwarna hijau...kalau pake sarung, ngga' tahu saya ciri-ciriya...

(SELESAI TANYA JAWAB )Sumber : ditranskrip dari CD Dakwah Bedah Buku Intensif 2004 CD-3,Sesi tanya jawab (kajian tanggal 13 Dzulhijjah 1424 H)

Next: Membahas tentang kitab-kitab Alwi Almaliki

Hasan Al-bana Rahimahullah dan Al-Mahdi


Dalam kitab hadits karangan beliau (Hasan Al-Bana Rahimallah) Hadits Ats-Tsulatsa'. Mengenai munculnya Imam Mahdi, beliau mengingkari munculnya Al-Mahdi. Berikut yang beliau sampaikan:

"Diantara sikap yang baik adalah kami tidak memandang dalam sunnah yang sahih ada hadits yang menetapkan dakwaan akan munculnya Al-Mahdi, dan hadits-haditsnya hanya berkisar antara lemah dan palsu."

Jawaban dari ucapan dan pemikiran beliau :
Hadits-hadits seputar Al-mahdi dan keluarnya Al-mahdi diakhir zaman mencapai 50 Hadits, diantara hadits tersebut ada yang sahih, hasan dan ada yang tingkatannya dibawah hasan (lemah).

Berkata imam As-Safarini dalam aqidahnya :
"Beriman akan munculnya Al-Mahdi adalah wajib sebagaimana hal itu sudah menjadi ketetapan dikalangan para Ulama dan dibukukan dalam kitab-kitab aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah."

Berkata Syaikh Albani dalam al-silsilah Ash-shahihah:
"Hadits-Hadits tentang kedatangan Al-Mahdi telah mencapai tingkat mutawatir dan berlimpah dengan banyaknya para perowi hadits seputar Al-Mahdi dari Al-Mustofa salallahu'alahi wasalam, Al-Mahdi dari Ahlul Bait beliau, dia akan muncul bersama Isa 'alaihi salam, lalu membantunya untuk membunuh Dajjal, dia akan mengimami umat Islam dan Isa kelak akan shalat di belakangnya."